Rumah Jepang Minimalis dan Berkarakter
Foto: Corbis
BANGUNAN bergaya arsitektur Jepang memiliki ciri kesederhanaan dan natural yang kental. Desain yang awalnya sengaja dirancang untuk rumah tahan gempa dan cuaca ini bisa diadaptasi untuk gaya hunian Anda.
Arsitektur Jepang mengandung filosofi zen, yaitu karakter yang berisi. Maka itu, tak heran aspek efisiensi dan ruangan multifungsi menjadi elemen penting untuk menciptakan ruangan yang lengang dan sederhana.
Interior bergaya Jepang memang cenderung minimalis. Namun, kadang orang tidak terlalu paham minimalisnya yang bagaimana. "Sebab, sebenarnya ada modern-minimalis dan tradisional-minimalis," tutur desainer interior Rohadi.
Yang dimaksud modern-minimalis bisa dikenali dari bentuk dan bahan material furnitur yang ada dalam ruangan tersebut. Menurut Rohadi, bentuk perabot rumah Jepang itu sangat simpel dan kotak-kotak sama seperti ciri furnitur minimalis. Lain halnya pada furnitur tradisional minimalis yang banyak terbuat dari bahan kayu, tapi tetap tidak terlalu banyak detail.
"Selain itu, modern minimalis banyak menggunakan furnitur yang terbuat dari bahan stainless steel ataupun aluminium yang memberi kesan hi-tech," kata Rohadi, yang juga tercatat sebagai anggota Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII).
Dalam rumah Jepang yang sangat kental akan aura kesederhanaan, soal perabot pun tak banyak diletakkan dan sengaja didesain built-in. Pemilihan furnitur lebih kepada fungsi, bukan sebagai pajangan. Bentuk kubus atau geometri kotak pun mendominasi dari furnitur sampai ornament-ornamen pajangan dinding.
Salah satu ciri hunian bergaya Jepang adalah lantai yang beralaskan tatami. Tatami merupakan sejenis karpet atau lebih tepat disebut tikar tebal yang terbuat dari jerami tenun. Biasanya diletakkan di ruang makan lesehan ala orang Jepang.
Di Jepang, rumah-rumah tinggal memang dirancang sesuai keadaan iklim dan budaya di sana. "Di negara rawan gempa seperti Jepang, umumnya rumah dibangun nonpermanen, jadi bahan kayu dan kertas menjadi material utama rumah Jepang," ungkap arsitek Ovi Mulyono dari PT Viosa Nahura Perkasa.
Inspirasi gaya rumah Jepang ini dapat diadaptasi agar cocok dibangun di Indonesia. Namun, tak bisa langsung mencontoh seperti rumah asli di negara sana. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain masalah iklim dan budaya. "Sebab, orang Jepang itu membangun rumah ada aturan tersendiri dan dipengaruhi keadaan empat musim dan budaya masyarakatnya," ujar Ovi,singkat.
Karena itu, jika ingin mengadaptasi bangunan hunian ala orang Jepang,harus mempertimbangkan keadaan iklim, budaya, dan keamanan di Indonesia. Rumah-rumah Jepang umumnya menggunakan kertas sebagai bahan dinding, jendela, dan pembatas ruangan. "Tapi, tidak mungkin digunakan di Indonesia karena masalah keamanan. Kalau dari bahan kertas, bisa gampang dirobek," papar Ovi.
Namun, bahan kertas ini dapat diakali menggunakan barang substitusi, seperti dari akrilik yang dijadikan pembatas dinding sebagai modifikasi dari gaya rumah Jepang.
"Bisa juga dijadikan bahan pintu khas rumah Jepang yang berbentuk sliding door,".
Arsitektur Jepang mengandung filosofi zen, yaitu karakter yang berisi. Maka itu, tak heran aspek efisiensi dan ruangan multifungsi menjadi elemen penting untuk menciptakan ruangan yang lengang dan sederhana.
Interior bergaya Jepang memang cenderung minimalis. Namun, kadang orang tidak terlalu paham minimalisnya yang bagaimana. "Sebab, sebenarnya ada modern-minimalis dan tradisional-minimalis," tutur desainer interior Rohadi.
Yang dimaksud modern-minimalis bisa dikenali dari bentuk dan bahan material furnitur yang ada dalam ruangan tersebut. Menurut Rohadi, bentuk perabot rumah Jepang itu sangat simpel dan kotak-kotak sama seperti ciri furnitur minimalis. Lain halnya pada furnitur tradisional minimalis yang banyak terbuat dari bahan kayu, tapi tetap tidak terlalu banyak detail.
"Selain itu, modern minimalis banyak menggunakan furnitur yang terbuat dari bahan stainless steel ataupun aluminium yang memberi kesan hi-tech," kata Rohadi, yang juga tercatat sebagai anggota Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII).
Dalam rumah Jepang yang sangat kental akan aura kesederhanaan, soal perabot pun tak banyak diletakkan dan sengaja didesain built-in. Pemilihan furnitur lebih kepada fungsi, bukan sebagai pajangan. Bentuk kubus atau geometri kotak pun mendominasi dari furnitur sampai ornament-ornamen pajangan dinding.
Salah satu ciri hunian bergaya Jepang adalah lantai yang beralaskan tatami. Tatami merupakan sejenis karpet atau lebih tepat disebut tikar tebal yang terbuat dari jerami tenun. Biasanya diletakkan di ruang makan lesehan ala orang Jepang.
Di Jepang, rumah-rumah tinggal memang dirancang sesuai keadaan iklim dan budaya di sana. "Di negara rawan gempa seperti Jepang, umumnya rumah dibangun nonpermanen, jadi bahan kayu dan kertas menjadi material utama rumah Jepang," ungkap arsitek Ovi Mulyono dari PT Viosa Nahura Perkasa.
Inspirasi gaya rumah Jepang ini dapat diadaptasi agar cocok dibangun di Indonesia. Namun, tak bisa langsung mencontoh seperti rumah asli di negara sana. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain masalah iklim dan budaya. "Sebab, orang Jepang itu membangun rumah ada aturan tersendiri dan dipengaruhi keadaan empat musim dan budaya masyarakatnya," ujar Ovi,singkat.
Karena itu, jika ingin mengadaptasi bangunan hunian ala orang Jepang,harus mempertimbangkan keadaan iklim, budaya, dan keamanan di Indonesia. Rumah-rumah Jepang umumnya menggunakan kertas sebagai bahan dinding, jendela, dan pembatas ruangan. "Tapi, tidak mungkin digunakan di Indonesia karena masalah keamanan. Kalau dari bahan kertas, bisa gampang dirobek," papar Ovi.
Namun, bahan kertas ini dapat diakali menggunakan barang substitusi, seperti dari akrilik yang dijadikan pembatas dinding sebagai modifikasi dari gaya rumah Jepang.
"Bisa juga dijadikan bahan pintu khas rumah Jepang yang berbentuk sliding door,".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar