Mendesain Akses ke Lantai Atas
Mendesain akses ke lantai atas. (Foto: Getty Images)
Jika Anda berniat untuk menambahkan sebuah tangga di dalam rumah, hal pertama yang perlu diperhatikan adalah jenis konstruksi yang sesuai dengan desainnya. Apakah itu berbahan beton bertulang, kayu, baja, atau konstruksi lain?
Untuk mengetahuinya, Anda dapat menyesuaikan jenis konstruksi dengan material yang sudah digunakan sebelumnya. Jika hunian Anda banyak menggunakan konstruksi kayu, maka buatlah tangga dengan konstruksi kayu.
Demikian halnya jika Anda menggunakan konstruksi beton bertulang. Namun, apa pun jenis konstruksi tangga, baik kayu, baja, ataupun beton, untuk finishing dengan menggunakan keramik atau marmer, sebaiknya gunakan solusi bangunan yang bisa mengakomodasi pemasangan keramik di segala permukaan.
“Menata tangga tidak membutuhkan desain yang terlalu rumit. Pada dasarnya, tangga hanya memiliki bentuk umum, yaitu ‘L’ dan ‘U’. Tinggal bagaimana pemilik rumah menentukan desain yang sesuai dengan hunian,” kata desainer interior Rizky Artando.
Setelah memikirkan jenis konstruksi, hal lain yang harus dipertimbangkan adalah bentuk tangga. Tangga dapat memiliki beragam bentuk, seperti tangga yang berdenah melingkar, tangga di bangunan istana Eropa, juga tangga bentuk putar.
Rizky menyebutkan, bentuk tangga “L” memiliki sebuah poros dan terbagi menjadi dua bagian dengan sudut 90 derajat. Ada pula yang disebut tangga “U”, yang memiliki sebuah poros dan terbagi menjadi dua bagian dengan sudut 180 derajat, atau dua poros dengan masing-masing besar sudut 90 derajat.
Biasanya, ada bagian tangga yang sedikit lebar tanpa ada undakan anak tangga. Bagian poros yang lebar ini biasanya difungsikan sebagai penyedia privasi bagi lantai atas. Itu karena dengan adanya pembagian arah tangga, orang yang berada di bagian bawah tidak dapat langsung melihat “isi” ruangan di lantai atas.
“Bagian tangga yang berporos ini bisa juga dijadikan penahan jika terjadi kecelakaan, di mana orang yang jatuh dari tangga tidak langsung terus jatuh ke bawah. Selain itu, bagian ini dapat pula difungsikan sebagai ruang biorama di rumah dengan memberikan foto keluarga,” papar Rizky.
Adapun bila desain tangga Anda dibuat besar dan panjang, pijakan poros ini bisa dijadikan tempat beristirahat sejenak sebelum menuju anak tangga yang bakal mengantarkan Anda ke lantai dua.
“Tangga berbentuk ‘U’ dan ‘L’ cukup populer digunakan untuk desain rumah bergaya minimalis karena dapat dipadukan dengan gaya hunian rumah yang memiliki bentuk segi empat,” sebut Rizky.
Berbeda halnya dengan bentuk tangga melingkar. Biasanya, model tangga seperti ini memerlukan trik khusus agar bisa diletakkan di dalam rumah tinggal. misalnya dengan membuat tangga berdiri sendiri di ruangan yang cukup luas.
Sisanya, tangga dapat diposisikan di tempat yang paling mudah dijangkau agar bisa digunakan semaksimal mungkin oleh si empunya rumah.
“Untuk desain rumah bergaya klasik, model tangga melingkar bisa diterapkan. Ditambah dengan lapisan anak tangga dari marmer bercorak cokelat, yang bisa semakin menegaskan ciri klasik pada hunian,” ujarnya.
Mungkin bagi beberapa orang yang percaya, menata tangga juga perlu memerhatikan fengsui karena hal tersebut dapat berpengaruh pada keyakinan dan cara hidup penggunanya.
“Orang yang mempercayai fengsui, biasanya sangat memperhatikan letak arah tangga tertentu. Desain tangga yang sesuai dengan tata letak dan arahnya. Biasanya hal itu dipengaruhi oleh letak pintu utama dan kamar,” kata pakar fengsui Jenie Kumala.
Sementara, sebagian orang yang tak menerapkan kaidah fengsui, kebanyakan tidak mempermasalahkan letak tangga, sepanjang tangga difungsikan cukup baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar