Kamis, 22 September 2011

Merancang Rock Garden di Rumah

Merancang Rock Garden di Rumah


Merancang rock garden di rumah. (Foto: Getty Images)
Merancang rock garden di rumah. (Foto: Getty Images)
UMUMNYA kita mengenal taman sebagai sekumpulan tanaman yang berada dalam satu area. Jenis tanamannya pun dipilih yang memiliki kesan sejuk, teduh, dan nyaman, supaya rumah mendapatkan kesan serupa. Lantas, bagaimana dengan rock garden?

Rock garden merupakan tipe taman yang unik. Sebab, dalam pengaplikasiannya lebih banyak digunakan unsur material keras dibandingkan material lembut. Dalam arti, material yang digunakan lebih banyak batu-batuan dan pasirnya ketimbang tanaman. Hal tersebut disampaikan arsitek lanskap Nirwono Yoga.

Menurut dia, umumnya kita mengenal rock garden sebagai taman yang komposisinya menggunakan media keras, seperti pasir, batu-batu koral, dan kerikil.

Hal serupa dikatakan arsitek lanskap Giwo Rubianto. Menurut dia, rock garden memiliki media tanam yang berbeda dari jenis taman yang biasa penghuni aplikasikan.

”Jika biasanya yang kita siapkan adalah tanah, rumput, dan lain-lain, pada rock garden yang dipersiapkan adalah elemen-elemen keras seperti batu koral, pasir, batu bata, dan ijuk,” terangnya.

Bisa dikatakan, komposisi batu koral dan pasir pada jenis taman ini mencapai 60–70 persen, sementara sisanya merupakan aplikasi tanaman.

Lantas, bagaimana cara menerapkannya? Nirwono menuturkan, untuk membuat rock garden, hal pertama yang harus diperhatikan adalah letak serta ukuran lahannya.

Biasanya rock garden kerap diaplikasikan di dalam rumah, berdampingan dengan inner court. Meski begitu, ada juga yang meletakkannya di halaman depan atau belakang rumah.

Hanya, berhubung karakter taman ini kering, maka bila diaplikasikan di halaman depan rumah akan memengaruhi kesan bangunan utama. Sementara mengenai ukurannya, taman kering ini umumnya jarang diaplikasikan dalam skala lahan yang luas. Lagi-lagi dikarenakan karakter taman tersebut.

”Karena itu, lahan berukuran 1x2 meter atau 5 meter persegi sudah dapat dibuat taman ini,” ujar Nirwono.

Lantaran itu pula, rock garden masih memerlukan elemen pendukung guna membuatnya terkesan lebih lembut. Nirwono memberi saran, Anda bisa menambahkan unsur tanaman dan air pada taman ini.

Dengan catatan, pastikan tanaman memiliki karakter yang hampir sama. Maksudnya, tanaman tahan panas dan tidak membutuhkan perawatan secara khusus.

Misalkan kaktus, soka, atau jenis tanaman kering lain. Untuk memberi sentuhan segar dan indah, tidak ada salahnya Anda mengaplikasikan tanaman berbunga. Bila tidak memungkinkan, Anda boleh memilih tanaman yang karakter daunnya indah dan tebal, atau pilih bentuk batangnya yang indah.

”Dengan catatan, tetap harus pilih yang karakternya hampir sama dengan tanaman lain,” kata Giwo.

Anda masih boleh menambahkan unsur lain di taman itu. Ambil contoh, aplikasi air mancur atau buat kolam-kolam kecil. Mengenai ukurannya, Anda dapat menyesuaikan menurut lahan yang tersedia. Yang terpenting, tujuan dibuatnya kolam atau air mancur itu adalah untuk memperlembut dan menyegarkan rock garden.

Agar taman kering ini baik secara estetika dan fungsional, sebaiknya sesuaikan konsep taman dengan karakter bangunan rumah. Hal tersebut disampaikan arsitek Nunung Adywijaya.

Menurut dia, rock garden tetap harus memiliki keterkaitan dengan konsep rumah atau lebih tepatnya rock garden harus bertema supaya dalam penerapannya tidak terkesan asal.

”Jangan lupa, kesan natural juga harus menjadi pertimbangan. Terkadang orang mengistilahkan taman ini sebagai taman kering sehingga penunjang kesan naturalnya tidak diperhatikan,” kata dia.

Begitu pun saat memilih elemen keras yang hendak digunakan, tentu bukan sembarang kerikil atau batu yang dipilih.

Dalam hal ini Anda harus cermat memilih jenis batu yang digunakan, misalnya batu koral, batu granit, atau batu-batuan yang besar. Sementara untuk besarannya, Anda dapat mengaturnya sesuai konsep awal.

Ambil contoh, pilih batu dengan jenis yang sama, namun ukurannya berbeda. Tinggal bagaimana cara Anda mengomposisikannya.

Misalnya lagi, sebut Nunung, untuk besaran batu, pilih beberapa yang ukurannya besar dan berwarna gelap. Sementara untuk batu-batu kecilnya, Anda dapat menggunakan batu koral dengan pilihan berbagai warna.

”Kembali lagi ke konsepnya. Jika yang diusung konsep minimalis, warna yang dipilih jangan terlalu banyak. Cukup dua atau pilih yang warnanya netral. Sebab, terlalu banyak warna malah terkesan maksimalis,”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar